Grobogan, RM. _
Istansi pada dunia pendidikan
tercoreng kembali. Terlepas dengan dalih ada kesalah pahaman ataupun Miss
Comunication atau dengan kata lain perbedaan pendapat. Diakui memang hal
perbedaan pendapat sudah biasa dalam era demokrasi, namun tidak sepantasnya
jika hal ini berlarut hingga berkepanjangan. Sangat disayangkan hal ini bisa
pada Instansi Pendidikan. Hingga kini, antara Kelompok Kerja Kepala Sekolah
(K3S) dan UPTD Pendidikan Wirosari Kabupaten Grobogan masih berseteru.
Informasi yang berhasil
dihimpun wartawan, terjadinya polemic tersebut akibat niatan Uptd Pendidikan
merubah system organisasi K3S secara frontal hingga membuat para kepala sekolah
mengalami kecewa dan sakit hati hingga berlanjut pemboikotan terhadap kebijakan
UPTD Pendidikan Wirosari.
Menurut salah satu
Guru SD VIII (WN) pemboikotan terjadi akibat ungkapan yang kurang berkenan
dilontarkan pihak Ka Uptd Pendidikan Wirosari (Narto) di forum K3S, atas
ungkapan Narto hingga peserta rapat tersinggung.
Dikatakan oleh WN
bahwa, K3S merupakan organisasi Legal Kepala Sekolah, artinya dalam
menjalankan roda pendidikan di suatu instansi bergantung kepada system yang
telah disepakati forum berdasarkan rapat resmi, tentunya kebijakan dan
kebutuhan sekolah K3S lebih memahami. Jadi tidak bisa serta merta dirubah
begitu saja, karena imbas para wali murid berfonis K3S,” ujarnya, Kamis (7/4)
siang.
Sedangkan Ketua
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wirosari, Nur Hidayat menjelaskan,
sebagai Ketua Organisasi Guru saya telah berusaha melakukan mediasi untuk meredam
polemic tersebut, diantaranya dengan cara mempertemukan sacara langsung para
Kepala Sekolah dalam suatu forum, Jumat (31/3) lalu. Namun pihak Ka Uptd tidak
bisa hadir untuk bertatap muka dengan K3S tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hal itulah yang
membuat para Kepala Sekolah makin hilang kepercayaan kepada Ka Uptd Pendidikan
Wirosari. Sebagai organisasi, PGRI sudah berusaha menjembatani K3S dan Uptd
Pendidikan agar sinkron dan bisa berjalan seirama, adapun kebijakan pihak dinas
dan Bupati yang lebih berwenang memberikan kebijakan.
Masih menurut Nur
Hidayat bahwa, saat ini sekolah hampir menghadapi ujian, namun disisi lain
tidak ada kecocokan antara K3S dengan pihak Uptd, jika hal ini berlarut larut pihak Nur Hidayat kawatir akan berimbas ke hasil ujian pada anak
didik. “mudah-mudahan segera ada solusi atas masalah ini,” harap Nur.
Ka Uptd Pendidikan
Wirosari Narto ketika dikonfirmasi pada . Saat dikonfirmasi Jumat (7/4) pagi mengatakan
bahwa, problem yang terjadi merupakan
kesalahpahaman disebabkan kurangnya komunikasi, semua sudah berjalan sediakala,
adapun ketidakhadiran dalam Forum yang disediakan oleh PGRI Narto beralasan
jika Uptd Pendidikan mendapat tamu dari
Mandiri sebanyak enam orang. “saya sudah mencoba menghubungi ketua PGRI
berkali-kali, tapi tak tersambung,” jelasnya. Narto juga berharap bahwa, untuk
mensukseskan pendidikan di Wirosari bisa bekerjasama dengan baik. Dan
kesalahpahaman yang terjadi biarlah berlalu, untuk kedepan pihaknya akan lebih
berhati-hati. gik