Evi Amir Syamsudin |
Jakarta, RM. _
Yayasan Second Chance bekerjasama dengan Kepustakaan Populer Gramedia dan Italian Cultural Institute me-launching sebuah buku terbaru karya Evy Amir Syamsudin bertajuk : “ Made In Prison”, Rabu (9/3/2018), di Djakarta Teater, kawasan Thamrin Jakarta Pusat.
Buku karya Evy Amir Syamsudin berkisah seputar karya-karya binaan yang menjadi unggulan dari beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) di seluruh Indonesia, disertai kisah-kisah kehidupan para warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau yang Iebih sering disebut dengan narapidana.
“Fisik seseorang bisa dipenjara tapi pikiran manusia tidak bisa di penjara,”papar Isteri Amir Syamsudin mantan Menteri Hukum Dan HAM era SBY ini saat jumpa pers bersama awak media sebelum acara launching.
Sehingga warga binaan dalam pemasyarakatan, adalah manusia yang tidak bisa dipenjara kreativitasnya meski fisiknya ada di dalam penjara. Maka kisah warga binaan di Lapas dituliskan dan terbitkan dalam bentuk, buku. Dan Made in Prison menjadi wadah bercerita Evy mengenai hal detail tentang produktivitas dan hasil kreasi narapidana dalam kondisi yang serba terbatas.
“Buku ini bercerita tentang kreativitas karya karya narapidana di Lapas mulai dari lapas Cipinang, salemba, Tangerang kami ungkap semua dalam buku ini sehingga public tahu bahwa kreativitas seseorang tetap perlu dihargai,”jelas Evy yang menggagas Napi Craft pertama kali berlangsung pada 2012.
Sementara Yayasan Second Chance sebagai salah satu dari sedikit organisasi nirlaba mandiri di Indonesia yang memfokuskan diri untuk memajukan kehidupan warga binaan lembaga pemasyarakatan. Sebagaimana tecermin pada namanya, Second Chance ingin memberikan kesempatan kedua kepada warga binaan dengan memberikan program pelatihan dan pendampingan agar mereka dapat menjadi manusia produktif dan dapat diterima kembali oleh masyarakat. Harun.rm