SELAMAT DATANG DI RADAR MINGGU (CERDAS . TAJAM . AKTUAL)

Di Kediri, Makam maling sakti ramai pengunjung

Lokasi makam
Kediri,   RM.  _
  Makam Maling genitri atau juga disebut Makam Mbah Boncolono masuk dalam kategori situs cagar budaya. Makam tersebut berada di kawasan lokasi wisata Selomangkleng dan hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki untuk bisa menuju ke atas, hingga beberapa kilometer.
   Menurut Kadis budpar Kota Kediri  Nur muhyar bahwa ,Makam tersebut diberi nama "Astana Boncolono". Di Astana Boncolono ada tiga makam yang disemayamkan , diantaranya selain Mbah Boncolo. Juga jasad Tumenggung Mojoroto dan Poncolono. Mereka bertiga merupakan saudara seperguruan.
  Nur juga mengisahkan, jika keturunan dari Mbah Boncolono sampai sekarang masih ada dan tinggal menetap di Jakarta. Keturunan Mbah boncolono tersebut adalah Japto S Soerjosoemarno SH. 
  Keluarga besar Mbah Boncolono dan seluruh keturunannya telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Kediri, merenovasi Astana Boncolono dan Tumenggung Mojoroto dikawasan wisata Selomangkleng Kota Kediri pada 10/09/2004. Dan Pihak keluarga besar Boncolono menyerahkan seluruh bangunan serta fasilitas pendukungnya untuk diresmikan dan dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri . Hal itu dalam rangka ikut berpatisipasi melestarikan budaya nasional dan menambah aset pariwisata Kediri.
  Guna memudahkan pengunjung yang ziarah ke Astana Boncolono, jalan yang dilalui dibuatkan tangga berundak yang jumlah tundakanya sekitar 473 tangga.
  Dikisahkan oleh Subianto 60th mantan Kades Gondanglegi Nganjuk, diakui bahwa makam Mbah boncolono  memang  suatu makam yang selama ini masih diyakini kesakralannya oleh warga sekitar khususnya warga Kediri . Dari cerita turun temurun bahwa maling Genitri  atau mbah  Boncolono adalah seorang  pejuang, Iya Rela menjadi maling terutama dalam sasaran malingnya adalah kelompok Belanda. Namun hasil dari malingnya tersebut dibagi-bagikan pada kaum lemah yaitu warga Kediri dan sekitarnya.
  Subiyanto mantan Kades ini juga menceritakan bahwa sebelum ia menjadi Kades telah dapat petunjuk dari seorang gurunya yang mana petunjuk tersebut agar Subiyanto supaya berziarah ke makam Mbah Boncolono dan diminta berdoa untuk memohon Ridho dari yang Mahakuasa di makam Mbah Boncolono tentu saja hal ini diindahkan oleh Subiyanto untuk selalu rutin berziarah ke makam tersebut dalam seminggu sekali ketika malam Jumat .Subianto pada saat itu seringkali berdoa dan memohon kepada Sang Qhalik serta mendoakan Mbah Boncolono di makamnya . Dari situlah Subiyanto mendapatkan petunjuk seperti halnya orang bermimpi agar apa yang diharap atau dalam pencalonan Kepala Desa pada saat itu bisa terwujud. Ternyata benar apa yang didapatkan dari petunjuk lewat mimpi tersebut dilakukan oleh Subiyanto hingga Subyanto saat itu bisa terpilih sebagai kepala desa Gondanglegi Nganjuk.
 Sementara itu menurut Mbah Darno 56th salah satu pemilik warung kopi yang berlokasi dibawa Astana boncolono mengatakan bahwa,  hingga saat ini makam Mbah Boncolono selalu ramai pengunjung baik laki-laki maupun perempuan .Terutama ketika pada hari Kamis dari pagi pengunjung mulai berdatangan. Sehingga dengan ramainya pengunjung tersebut semakin diyakini bahwa Mbah Boncolono memiliki kesaktian yang berarti bagi penduduk sekitar pada era penjajahan. tim rm

Share Article:

Pemerintah Kabupaten Grobogan

Sumber dari Mabes Polri

SELAMAT HARI PERS NASIONAL # 09 PEBRUARI 2023 (CERDAS . TAJAM . AKTUAL)

Postingan Populer

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Proudly powered by Radarminggu.com
Copyright © 2011. Radar Minggu - All Rights Reserved
mastemplate
Original Design by Creating Website Edited by Kompi Ajaib