Jombang, RM. _
Pengabdiannya Samiyati (40), menjadi guru sudah 20 tahun yang lalu Dia diangkat sebagai guru di SDN Pulosari 1 Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sumiati menjadi salah satu peserta aksi demonstrasi, Rabu (3/10/2018) bersama ratusan guru honorer yang lain. Samiyati bersuara lantang soal nasib mereka saat berunjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang hingga Pendopo Kabupaten Jombang.
Samiyati menjadi salah satu perwakilan pengunjuk rasa dan berkesempatan bertemu Wakil Bupati Jombang Sumrambah Ibu dari tiga anak ini menyampaikan keluh kesahnya. Ia pun mempertanyakan nasibnya yang tidak bisa mengikuti seleksi CPNS karena persoalan usia yang sudah tak lagi memenuhi syarat.
Pengabdiannya menjadi honorer di bidang pendidikan tidaklah sebentar. Sudah 20 tahun ia mengabdi di sekolah milik pemerintah, namun nasibnya tidak kunjung membaik. Dan hanya bertahan hidup dengan Gajih tiap bulan hanya berkisar Rp 300.000-Rp 500.000.
Dengan kondisi perekonomian yang serba terbatas. Serta penghasilan suaminya sebagai pekerja serabutan, tak mampu menjadikan kehidupan keluarganya menjadi layak.
Tak jarang pula jika ada keperluan kebutuhan keluarga yang mendesak ia harus rela menggadaikan sepeda motor satu-satu nya untuk menutupi kebutuhan keluarganya. Bahkan perlengkapan dinas misalkan sepatu dan seragam dinas yang telah usang pun tetap ia pakai setiap menjalankan tugasnya.
Demi memiliki rasa tanggung jawab sehingga iya harus rela memakai sepatu yang telah usang bahkan kondisi lem sepatu yang lepas juga tetap Ia pakai.
Dari peristiwa itulah Sumiati dan kawan-kawannya , meminta agar pemerintah mengangkat honorer Kategori dua (K2) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan penyelesaian permasalahan tenaga honorer K2 tanpa dibatasi usia.
Wakil Bupati Jombang Sumrambah menyatakan, akan memperjuangkan aspirasi para guru dan tenaga honorer. Dan hal yang akan Wabup lakukan salah satunya meminta agar pemerintah pusat mengkaji ulang soal rekrutmen CPNS tahun ini," Jelas Sumrambah. Her. rm