Grobogan, RM. _
Guna mengindari
terjadinya kerumunan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, Hari Ulang
Tahun (HUT) ke-295 Kabupaten Grobogan tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Seperti
halnya acara yang sangat sakral seperti Prosesi “Boyong Grobog” pada Rabu
(3/3/2021). Biasanya dilaksanakan meriah kali terpaksa dilakukan sesederhana
mungkin. Hal ini karena kondisi pandemi
yang ada sekarang. Meski demikian tata cara tersebut regulasinya tetap
tidak mengurangi kesakralanya.
Tradisi boyong grobog tersebut menandai adanya perpindahan
ibukota dari Grobogan ke Purwodadi yang digelar sehari sebelum HUT Grobogan 4
Maret, tak lagi semeriah sebelum ada pandemi. Acara kirab yang biasanya
dilakukakan dengan menggunakan Iring-iringan kereta kuda dan dinaiki Bupati
Grobogan serta Rombongan pembawa grobog dan pusaka pun tahun ini tak lagi
terlihat melintasi jalan raya. Meski demikian, acara kirab boyong grobog tetap
dimulai dari kantor Kelurahan/Kecamatan Grobogan, ke pendapa kabupaten di
Purwodadi dengan menggunakan empat mobil. Mobil paling depan dinaiki Bupati
Grobogan Sri Sumarni. Selanjutnya mobil di belakangnya berisi grobog, keris,
serta bendera dan benda-benda bersejarah lainya serta pengiring. Sehingga tidak
ada nampak juga masyarakat yang berjejer di tepi jalan untuk menyaksikan
prosesi boyong grobog dari Kelurahan
Grobogan ke pendopo kabupaten Grobogan.
Grobog
dan benda pusaka lainnya pun hanya diiring dari depan pendapa Kabupaten
Grobogan menuju ke dalam. Kemudian grobog diserahkan kepada Sekda Grobogan Moh
Sumarsono. Kemudian sambil menunggu pelaksanaan upacara, Grobogan , Pusaka,
bendera serta barang barang bersejarah lainya tadi diletakkan/diinapkan selama
satu malam. Nantinya setelah upacara HUT Grobogan pada Kamis 4 Maret, grobog
dan benda pusaka akan dikembalikan ke Kelurahan Grobogan.
Usai Prosesi
boyong grobog dilanjut dengan
pembacaan doa dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Bupati Sri Sumarni.
Potongan tumpeng diserahkan oleh Bupati kepada Ketua DPRD Grobogan Agus
Siswanto.
Menurut
Bupati Grobogan Sri Sumarni bahwa, guna mengindari terjadinya kerumunan sebagai
upaya pencegahan penularan Covid-19, berbagai acara yang biasanya mengawali
kemeriahan HUT Kabupaten Grobogan harus ditiadakan. "Namun tradisi boyong
grobog tetap kita laksanakan. Karena ini menghormati para pendahulu sebagai
pendiri Kabupaten Grobogan. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan,"
jelas Bupati.
Bupati Grobogan
barharap, semoga Covid-19 segera berakhir. Dan Momentum hari jadi Kabupaten
Grobogan ini juga bisa dijadikan sarana untuk berbenah. Khususnya, dalam
memberikan pelayanan pada masyarakat oleh dirinya.