GROBOGAN, RM. _
Sebanyak 53
prajurit yang merupakan awak kapal KRI Nanggala 402 turut gugur, dua prajurit
tersebut merupakan dari Putra daerah Grobogan. Tentu saja hal ini juga membuat warga
dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan ikut merasa kehilangan. Sehingga Pemkab
Grobogan melalui Bupati Sri Sumarni memberikan santunan berupa uang kepada
keluarga korban.
Dua dari 53
prajurit itu adalah Serda Wahyu Adias Setiawan dan Kopda Maryono. Serda Wahyu
Adias Setiawan merupakan anak pertama dari pasangan Tholib dan Sarinah, warga
Desa Kalisari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Korban Tak
hanya meninggalkan kedua orang tuanya, namun ia juga meninggalkan dua adiknya.
Ibu Serda
Wahyu Sarinah bercerita bahwa, jika
Serda Wahyu Adias kini tinggal Rumah Dinas TNI AL Wonosari, Surabaya. Sebelum
bertugas bergabung dengan awak KRI Nanggala, dia sempat pulang kampung di Desa
Kalisari, Kecamatan Kradenan untuk meminta restu orang tuanya.Tak disangka, itu
menjadi pertemuan terakhirnya bersama keluarga dan teman-temannya di kampung
dulu. "Saat berpamitan, dia memeluk sangat erat. Saya tidak ada firasat
apapun,” kenangnya.
Hal yang
sama juga dialami keluarga korban Kopda Maryono warga Desa Rejosari, Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan. Kopda Maryono merupakan tulang punggung keluarga
dan sosok yang sering memberikan motivasi pada kerabatnya. Kopda Maryono adalah
anak ketiga dari pasangan Suher dan Supriyati.
Menurut kerabatnya,
Kopda Maryono Sudah 10 tahun bergabung menjadi angkata laut. Dia juga
ditugaskan untuk menjaga perairan Indonesia.
Dua minggu sebelum kejadian, Kopda Maryono bersama istrinya sempat pulang ke
kampung halamannya dan berziarah di makam ayahnya.dan tidak disangka jika itu
merupakan pertemuan terakhirnya. Hingga berita ini ditulis, Keluarga besar
kedua korban asal Grobogan ini tetap berharap agar Jenasah almarhum bisa segara
ditemukan. gik rm