Grobogan, RM _
Kabupaten Grobogan salah satu lumbung pangan Provinsi Jawa Tengah. Untuk
jagung, perkiraan luas panen 2021 mencapai 121.200 hektare dengan produksi
783.700 ton. Sehingga ketersediaan jagung di Grobogan siap memasok kebutuhan
pakan ternak.
Terkait hal ini, Bupati Grobogan Sri Sumarni saat mendampingi Menteri Pertanian (Mentan)
Syahirul Yasin Limpo (SYL) panen jagung di Desa Banjarsari, Kradenan, Grobogan meminta
kepada Mentan agar pemerintah tidak mengimpor jagung.
”Jangan impor Pak
Menteri. Baru dengar ada impor saja harga langsung jatuh. Mohon tidak ada impor
jagung. Kami bisa lihat di Desa Banjarsari ini dikelilingi tanaman jagung siap panen
di September sampai akhir tahun,” pinta Sri Sumarni..
Berdasarkan sumber data dari Pemkab Grobogan bahwa, luas panen Kabupaten
Grobogan pada September ini 27.432 hektare. Produksinya sebesar 126.592 ton dan
Oktober seluas 8.712 hektare dengan produksi 40.201 ton. Harga jagung dengan
kadar air 17 persen sebesar Rp 5.000 per Kg dan kadar air 30 persen Rp 3.500
hingga Rp 4.000 per Kg.
Dijelaskan oleh Sri Sumarni bahwa, di Kabupaten Grobogan sebagai sentra
jagung dan tersebar di Kecamatan Pulokulon 6.812 hektare, Kradenan
3.561 hektare, Geyer 3.506 hektare, Gabus 3.126 hektare dan Toroh 2.048
hektare. Selain hasil panen petani, stok jagung Grobogan terdapat di tiga
pabrik pakan sebanyak 32.265 ton.
Sementara itu, Mentan SYL setelah mendapat permohonan dari Bupati Grobogan
pihaknya mnyampaikan tidak akan impor jagung. Karena ketersediaan jagung dalam
negeri masih tergolong aman. Sebab jagung merupakan komoditas yang mudah
ditanam di seluruh daerah Indonesia. Gik rm