Ponorogo, RM _
Hingga kini Penyelidikan
kasus tewasnya santri pondok modern Gontor Ponorogo Jawa Timur yang bernama Albar
Mahdi 17th masih terus dilakukan oleh Penyidik Polres Ponorogo. Tewasnya korban
tersebut diduga setelah dianiaya oleh seniornya.
Setelah tewasnya santri asal Palembang tersebut viral
di Medsos, Pihak Pondok Gontor melalui juru bicaranya Ustadz Noor Syahid baru
mau menyampaikan kronologis lengkap kematian Santri tersebut. Sebelumnya, pihak
Pondok Gontor sempat bungkam dan berusaha menutupi peristiwa tersebut.
Menurut Ustadz Noor Syahid (Selasa, 06/09/2022) bahwa,
Kejadian tersebut berawal dari adanya kegiatan Perkemahan Kamis Jumat
(Perkajum) Pramuka Gontor pada 18-19 Agustus 2022 lalu yang bertempat di
Kecamatan Sawoo dengan diikuti 500 peserta. Dalam kegiatan ini karena korban masih
kelas V (di luar kelas XI) korban menjadi ketua panitia pelaksana.
Baca juga :
Tidak memiliki Santri yang bermukim, Ponpes Habibiyaah Tambakselo Wirosari diduga Fiktif
Kemudian, usai kegiatan atau tepatnya pada Sabtu
hingga Minggu tanggal 20-21 Agustus 2022, dan seluruh perlengkapan dikembalikan
ke gudang yang berada di salah satu ruangan di lingkungan Pondok. Pada Senin
pagi (22-08-2022) para santri senior atau siswa kelas VI (di luar kelas IX SMA)
yang telah menjadi kordinator Pramuka melakukan pengecekan barang perlengkapan.
Namun, Saat pengecekan berlangsung ternyata terdapat sejumlah barang belum
kembali, kemudian para senior santri itu menanyakan keberadaan pelengkapan
Pramuka itu kepada korban, namun oleh korban dijawab tidak tahu.
Hal jawaban korban tersebut yang diklaim menjadi
pemicu para pelaku menjadi emosi hingga berujung menganiaya korban dengan cara
menendang dan memukul korban sampai terjadi tewas seketika dilokasi kejadian. Korban
tewas sekitar pukul 06.00 pagi.
Masih menurut Noor Sahid bahwa, penganiaya Albar
hingga tewas merupakan 2 Santri asal Bangka Belitung dan Padang. Usai peristiwa
keduanya saat itu juga langsung diusir Pondok dan dikembalikan ke orang
tuanya.
" 2
pelaku Santri, asal Padang dan Bangka. Jam 13.00 Senin (22/08/2022) siang
langsung dibuatkan surat keluar atau pengusiran. Tidak diberi surat keterangan
dan ijasah," terangnya.
Korban dari
ulah pelaku tidak hanya 1 santri, namun dalam peristiwa tersebut terdapat 3
korban, dimana satu korban tewas atas nama Albar. Sedangkan kedua korban
lainnya mengalami luka-luka. Dan kedua santri yang mengalami korban luka, Pihak
pondok gontor mengaku tidak memberitahukan kejadian ini kepada kedua wali
santri. Karena hal ini dinilai tidak terlalu parah dan kurang mendapat
perhatian akibat tertutup kasus tewasnya Albar.
" 2
korban itu saya tidak tahu karena tidak melapor. Jadi dianggap selesai saja
begitu. Mungkin tidak terlalu parah. Dan tertutup dengan perisitiwa yang parah
ini," akunya.
Pihak Pondok juga mengakui keterlambatan untuk
memberitahukan kabar tewasnya Albar kepada wali santri, menurutnya masih
menunggu persetujuan dari pimpinan Pondok.
" Pimpinan
Pondok Gontor itukan ada 3, yang satu sedang kurang sehat, yang satu di Bandung
dan Tasikmalaya. Jadi masih menunggu persetujuan dulu. Dan itu sudah diakui
pihak pondok. Kami memohon maaf atas keterlambatan itu," pungkasnya.
Untuk diketahui bahwa, Korban meninggal
pada jam 06.00 Senin pagi, namun orang tua baru mendapatkan kabar pada pukul
10.00 Senin siang. Tim rm