GROBOGAN, RM _
Dengan kondisi harap harap cemas selama lima hari menunggu jenazah Triyono 37th korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, akhirnya tiba di rumah duka Dusun Jambe, Desa Wates, Kecamatan Kedung jati, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Jenasah tiba di rumah duka pada Selasa malam, 28/11/2923 sekitar pukul 20.46 wib. Tentu saja kedatangan jenazah korban menambah kesedihan yang mendalam pada keluarga yang ditinggalkanya.
Pantauan wartawan di rumah duka bahwa, tangis an para keluarga mewarnai suasana tersebut. Bahkan jeritan histeris juga terdengar dari ruang dalam. Menurut tetangga korban jeritan tersebut suara ibu kandung Triyono yang seolah belum rela atas kepergian anak lelakinya tersebut.
"Ya Alloh... Astaqfirulloh anaku... " Jerit ibu korban.
Sementara istri korban meski ia berusaha menahan kesedihan namun air mata juga berlinang sambil meminta untuk dibukakan peti jenasah guna melihat wajah terakhir suaminya sebelum dimakamkan. Kemudian seorang petugas sambil disaksikan Kades setempat dan jajaranya membuka peti jenazah dan bagian muka jenazah diperlihatkan pada istri korban. Usai diperlihahtkan pada istri korban kemudian dikembalikan semula guna dilakukan pembacaan Do'a bersama dan Sholat jenazah terlebih dahulu sebelum dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.
Sementara itu Purwadi paman korban, setelah mendapatkan kabar meninggalnya korban pihaknya mengaku syok dan kaget. Menurut Purwadi bahwa selama korban bekerja di Papua, korban tidak pernah menghubungi keluarga, Hingga istri korban mencari informasi kondisi dan keberadaan suaminya melalui istri teman kerja korban.
"Istrinya berusaha mencari informasi melalui istri teman korban". Terangnya.
Dijelaskan oleh Purwadi bahwa, korban merupakan tulang punggung keluarga, selama satu bulan bekerja di Papua juga belum pernah kirim uang pada keluarganya. Namun tiba tiba malah korban mengalami menjadi korban serangan KKB.
Terkait peristiwa naas ini, melalui Purwadi keluarga korban menyampaikan untuk menuntut hak haknya kepada pihak Kontraktor yang memperkerjakanya. Selain itu keluarga korban juga berharap agar Pemerintah Indonesia mau peduli atas peristiwa yang menimpa korban saat bekerja di proyek pembangunan Puskesmas yang dalam hal ini juga kepentingan Pemerintah.
"Harusnya pemerintah memberikan perlindungan terhadap para pekerja pembangunan gedung milik pemerintah" Pungkas Purwadi. gik